Pages

Ads 468x60px

2009/11/27

9 Reasons Why Piracy Helps the Music Industry


The entertainment industry, as of late, has been more than vocal about the butthurt they have endured at the hands of dirty pirates who steal their music. What they don’t realize is that these people actually help them.

A wild statement, you say? Oh wait, what’s this? Holy Bittorrent, Batman, it is an awesome list!

1. It stops fans from buying crap

Thereby performing a sick kind of quality control. Instead of just consuming whatever crap the artists decide to put out that week, pirates make them work to create good stuff. If a movie sucks, it’s not going to get the same kind of press these days as it would before the Internet. People will tell you it sucks. When someone gets something for free and says it sucks, you can often trust them more than a paid critic who probably got comped a weekend at Disneyland to tell people that “Paranormal Activity” was scary.

2. It helps artists who are actually good

Back in the days, we would only hear a musician if he had a record contract. Today, anyone with a computer and some talent can get their work out there. While it is true that wading through piles of junk can be somewhat daunting at times, finding the gem that becomes your favorite song makes it all worthwhile. The bonus is these guys don’t mind if we pirate their stuff. They are just happy to be heard.

3. It resurrects good songs

Every now and then, a song that would have never become popular again gets linked by thousands of /b/tards involved in some sort of sick joke and gets airplay. Without being free to find and listen to such a song, Rick Astley would still be that young white guy from the 80’s who sounded like an old black man. Pirates made him famous again. You’re welcome, Rick.

2009/08/29

Michael Jackson - Childhood



Grab this wonderful fairy video clip of Michael Jackson. I think he's trying to depict a fairy dream childhood of his in this song.

Download the video here

2009/08/07

CIA Created Avian Swan Flu?


WTF?!, you might not want believe this statement, but wait, you have to see the video below, check it out and let me know what you say?



So, I have my own questions too, yep, why did da CIA have to do this? who benefits from the virus spread? and bla bla bla ...

2009/05/08

Setetes Air Di Tengah Gurun!

Dalam suatu Konfensi iblis, syaitan dan jin, dikatakan: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid", "Kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran", "Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalahNya Muhammad", "Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh."

"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah".

2009/04/14

Kita Dipimpin Sekelompok Alien Dalam Wujud Manusia?


Percayakah anda bahwa mantan Presiden USA George W Bush, MenLu AMerika Saat ini, Hillary Clinton dan Ratu Inggris Queen Elizabeth merupakan makluk perpaduan manusia-alien? sadarkan anda bahwa semua bencana bencana besar seperti perang dunia I dan II, Tragedi WTC dan pengeboman gedung federal Oklohama USA dan sederet tragedi kemanusiaan lainnya diseluruh dunia merupakan sebuah rekayasa segolongan kelompok kecil alien yg berniat mengendalikan bumi ini dengan menumpangi segelintir pemimpin dunia pengambil keputusan penting? Kalau belum anda layak membaca buku karya seorang pengarang Inggris bernama David Icke dengan judul "The Biggest Secret".



Dalam buku tersebut dan beberapa karyanya yg lain, ia mengungkapkan persekutuan alien dengan segelintir manusia (baca:para pemimipin dunia) untuk mengendalikan bumi kita dalam berbagai bidang. Model pemerintahan bibit bibit nya sudah mulai kita lihat saat ini seperti, perdangan bebas, globalisasi dll, yg semuanya itu akan menjurus pada sebuah pemerintahan yg disebut "New World Order".

2009/03/31

Selamat Jalan Pak "kos-ku" Sudirman

Jumat pagi, 27 Maret 2009.

Hari itu ane baru saja datang dari lembur kerja, sehabis memberikan materi pelajaran kepada anak anak di sekolah, ane langsung pulang ke kos dan berniat tidur2an sambil menunggu waktu sholat jum'at. Pukul 13.00 siang antara sadar dan tidak ane mendengar suara tangisan-raungan Mba' Anik, ibu kosku yang rupanya sedang dikerubutin ibu ibu lainya dari rumah tetangga, suasana begitu membingungkan, kenapa ia menangis?, apakah ada percekcokan dengan tetangga sebelah?, apa putrinya disakitin orang?, segala pikiran buruk terus mencoba menerka nerka apa gerangan yg terjadi.

Sembari hati ini menerka nerka, suara raungan tangis mba' anik sepertinya semakin menjadi sambil beroceh "Ndi' bapakkoe, Ndi Bapakkoe?" tetangga yg ada pun terus berusaha menenangkan sambil mengingatkan Mba' Ani supaya istighfar, "Nyebut" bahkan ada yg berusaha menenangkan dengan menyuruh berwudlu' dan membaca surat Yasin.

Seketika itu, hati ini pun tersadar bahwa Bapak Sudriman, Tuan rumah kos ku sekaligus ayah Mba' Anik telah meninggal dunia, Hati ini seakan tak percaya, orang yg selama ini sering setiap hari bertutur sapa setiap kali ketemu rupanya telah tiada. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roojiuun.

Tersadar hati ini kalau ane suatu saat akan menuju tempat yg sama dengan beliau, banyak dosa ini dan impian impian yg masih belum tercapai. Astahgfirullah!
Teringat akan sifat mawas beliau yang selalu mengingatkan untuk memasukkan sepeda motor dikala malam semakin larut, bukan hanya itu, beliau juga sering mengawasi properti anak2 kos yg seringkali lalai.

Selamat Jalan Pak Dirman, Semoga Amalmu diterima di sisi Allah SWT. Amin.

2009/03/05

Deddy Mizwar Presiden RI?



"Dari hasil wawancaranya yang dilansir banyak media, Deddy memiliki kegelisahan yang sama dengan bangsa Indonesia lainnya. Menurut dia, zaman terus berlalu dan pimpinan silih berganti, tapi masih ada 40 juta rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jadi, ada yang salah di negara ini. Kondisi ini mengonfirmasikan bahwa parpol gagal menjalankan fungsinya. Pendidikan politik, kelembagaan politik (kaderisasi dan rekrutmen), mengartikulasikan realitas sosial menjadi keputusan politik, tampaknya tak pernah dijalankan secara serius oleh parpol"


Fenomena artis memasuki ranah politik seakan semakin menjamur saja, mulai dari Nurul Arifin, Marissa Haque, Rano Karno dll. Fenomena ini tentu bukan tanpa sebab sebagaiman asap dan api.

Terlepas dari apapun tujuan mereka, hal ini sangat menarik untuk dikaji. Terakhir kita mendengar bahwa aktor/sutradara kawakan Deddy Mizwar mencalonkan diri menjadi Presiden RI 2009-2012. Apakah dunia perfiliman sudah tidak menarik lagi bagi mereka, atau mungkin ada fenomena lain yang perlu kita eksplore.

Bacaan berikut saya kutip dari harian Jawa Pos Rabu, 4 Maret 2009, sangat menarik sekali untuk dibaca.
Deddy Mizwar Jadi Capres
Oase di Tengah Kejenuhan Politik
Bursa nama calon presiden Indonesia (capres) bertambah lagi. Seniman sekaligus aktor kawakan Deddy Mizwar mendeklarasikan diri sebagai capres pada Pilpres 2009. Ini sebuah oase di tengah kejenuhan politik. Deddy memberi pilihan baru di tengah capres yang nyaris tak berubah dari pemilu ke pemilu. Sebuah keberanian yang tidak dimiliki rekan sejawatnya. Yang lain paling-paling menjadi caleg, gubernur, atau bupati/wali kota.

Akankah Deddy teruji di bidang yang belum pernah digeluti sebelumnya? Artis senior yang satu ini masih harus menjawabnya. Tantangan memimpin negara, menyejahterakan rakyat, tentu lebih kompleks dan lebih berat daripada berkesenian.

Konon pencapresan Jenderal Nagabonar itu didukung sepuluh parpol. Mereka sudah (atau masih akan?) menyosialisasikan nama yang kini makin religius itu ke-33 provinsi di tanah air. Sudah tentu parpol itu bukan kendaraan politik yang mapan. Pendukung Jenderal Nagabonar adalah parpol baru dan disangsikan bisa menangguk suara signifikan pada pemilu nanti.

Jenderal Nagabonar tahu bahwa untuk mendaftar jadi capres syaratnya tak semudah membagi-bagikan jabatan saat dia memimpin pasukannya di Lubuk Pakam melawan Belanda. Tak juga lebih gampang daripada menaklukkan Kirana, perempuan pujaannya yang memberinya putra tunggal, Bonaga.

Deddy harus bisa meraup dukungan minimal 20 persen kursi partai di DPR. Saat deklarasi pencapresan, Deddy menjelaskan bahwa untuk mewujudkan tekadnya itu, timnya telah melakukan komunikasi politik dengan beberapa parpol. Kini tinggal mencari parpol yang mau bekerja sama membangun bangsa.

Gelisah

Dari hasil wawancaranya yang dilansir banyak media, Deddy memiliki kegelisahan yang sama dengan bangsa Indonesia lainnya. Menurut dia, zaman terus berlalu dan pimpinan silih berganti, tapi masih ada 40 juta rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jadi, ada yang salah di negara ini. Kondisi ini mengonfirmasikan bahwa parpol gagal menjalankan fungsinya. Pendidikan politik, kelembagaan politik (kaderisasi dan rekrutmen), mengartikulasikan realitas sosial menjadi keputusan politik, tampaknya tak pernah dijalankan secara serius oleh parpol.

Sementara itu, fenomena artis masuk dalam pusaran politik praktis memang marak terjadi. Keterlibatan artis dalam panggung politik sesungguhnya merupakan sesuatu yang lumrah. Bukan hanya di negeri ini. Ambil saja contoh selebriti AS, Ronald Reagan dan Arnold Schwarzenegger, yang juga masuk arena politik serta berhasil menjadi presiden dan gubernur. Yang membedakan dari AS, mereka sejak awal aktif menjadi anggota partai politik. Sementara di Indonesia, para selebriti tiba-tiba saja masuk arena pilihan, tanpa melalui proses perekrutan yang tertata.

Deddy juga mengutarakan bahwa dirinya tidak semata-mata ingin jadi presiden. Namun, dia mengajukan flatform membangun Indonesia dengan program dan konsep yang terukur. "Karena itu, calon presiden harus memberikan program dengan jelas, bukan hanya slogan," katanya.

Apa yang diutarakan Deddy, dalam bahasa Ignas Kleden (2003), disebut pemimpin yang visioner. Yakni, orang yang mempunyai desain masa depan Indonesia. Maka, dia harus memiliki gambaran tentang bagaimana keadaan, nasib, dan bentuk Indonesia ini pada 5-10 tahun mendatang.

Dari sisi popularitas, Deddy sudah mempunyai modal kuat. Hasil penelitian Michael Keren (1983) dan Moshe Bzuonowski (1986) juga mengatakan bahwa bekal utama para politisi untuk "menguasai" publik adalah popularitas dan intelektualitas. Popularitas dan intelektualitas Deddy bisa menjadi modal utama. Siapa tak kenal Deddy dengan serial Kiamat Sudah Dekat dan tentu film Nagabonar. Sebagai aktor Deddy punya citra bagus, terutama didorong sinetron dan film yang dibintanginya.

Dalam Kiamat Sudah Dekat, sosok Deddy dicitrakan sebagai seorang pemuka agama yang bijak. Tetapi, kesakralannya tidak membuat jarak dengan masyarakat maupun para santri. Sebagai pemuka agama dia juga masih memiliki selera humor.

Kesan yang muncul adalah negasi atas anggapan umum bahwa pemuka agama itu merupakan sosok serius yang menjaga jarak. Deddy tahu persis menjaga rekam jejak sehingga nyaris tak larut dalam produksi sinema ecek-ecek, dan ini membuat namanya tetap diperhitungkan. Pengalaman itulah yang kita harapkan membuat Deddy punya isi, bukan sekadar berjualan popularitas.

Kita berharap Deddy Mizwar dapat (segera) menyosialisasikan visinya serta bisa mendapatkan simpati rakyat dan memperoleh dukungan dari parpol. Tentu agar tercipta banyak alternatif kepemimpinan nasional yang mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat banyak. Kita tunggu saja kiprah Deddy Mizwar. Kehadirannya membuat Pilpres 2009 kian seru sekaligus mengubah peta capres-cawapres.

* Joko Riyanto, koordinator Riset Pusat Kajian dan Penelitian Kebangsaan (Puskalitba) Solo.

2009/02/26

Happy Twenty Eight


Tak Terasa waktu berjalan begitu cepat secepat awan yang melintas di siang hari yang yang seringkali kuabaikan, ketika hari itu saya akan menyelesaikan materi pengajaran dan berniat pulang, 2 orang siswa menyapa dan bertanya, "Ma'af bapak ulang tahun ya sekarang, saya terkejut, tersenyum dan menyalami mereka yang, mengucapkan selamat kepedaku, Ucapan yang lebih meriah bahkan disampaikan oleh siswa kelas 2 PJ, sekali lagi diri ini terpana, tak percaya,di tengah dahaga cinta yang melanda masih ada setetes kasih yang menetesi relung jiwa yang hampa merana menjalani hari hari kerja dan mengabdi di sekolah. Ingin menangis rasanya, tapi ...

Pada dasarnya setiap hari adalah pengurangan umur hidup, kusadari itu, namun hari ini terasa berbeda, tidak ada banyak harapan kecuali aku terus berbenah diri lebih baik, mencoba fokus pada tujuan dan berdo'a semoga segala keinginanku di mudahkan-NYA! Amin.

2009/02/25

Siapa Mau Ponari Sweat?




Fenomena Ponari Menyebar kemana kemana, Ketika ocehan ini ditulis, penulis baru melihat berita bahwa pasien sang dukun cilik bahkan datang dari luar negeri, India dan Malaysia.

Ada beberapa hal yang pasti bisa disimpulan disini, satu, Masyarakat kita masih sakit, fenomena pengobatan kuno dukun dan jampi jampi masih mengakar, padahal kita sudah berada di masa postmodernisme dimana dokter dan operasi modern sudah menjadi barang biasa, pertanyaannya kenapa???. Dua, yach, jawabannya adalah karena jarak sikaya dan simiskin juga melebar, siapa pun tahu kalau untuk medapatkan pengobatan dan jaminan kesehatan yang layak membutuhkan biaya yang banyak yang hanya orang kaya saja yang dapat mengaksesnya!



Yang disampaikan oleh MenKes Sri Fadilah boleh jadi benar, tapi apa benar bahwa pemerintah telah benar benar menjamin kesehatan rakyat kecil? Berapa persen yang benar2 menikmati itu? Pengobatan dengan sistem PUskesmas memang membantu tapi fasilitas yg didapat benar benar jauh dari memadai, sistem kerja pegawai puskesmas yang seenaknya, obat2an kelas dua dan peralatan pengobatan yg miskin.

So, wajar kalau kemudian fenomena PoNaRi masih menjangkit dimana mana!

Kamus:
Ponari: Dukun cilik Jombang
Sweat : Keringat
Selamat meminum keringat tangan PoNaRi

2009/02/13

Guru Swasta Masih Di-anak-tiri-kan



Nasib guru swasta di Indonesia masih memprihatinkan, memang tidak semua, tapi kalau melihat arah kebijakan pendidikan nasional yang baru, tentu kita semua akan mengelus dada!


"posisi guru non-PNS diibaratkan sebagai tenaga pabrik atau buruh yang diberikan ruang mengajar selama dibutuhkan dalam satu periode tertentu. Durasinya bisa diperpanjang selama memberikan kepuasan dalam tingkat pengajaran dan hal-hal lain yang tidak melanggar kode etik guru."


Alangkan baiknya pemerintah lebih memperhatikan kepentingan posisi guru swasta di masyarakat!