Pages

Ads 468x60px

2009/02/26

Happy Twenty Eight


Tak Terasa waktu berjalan begitu cepat secepat awan yang melintas di siang hari yang yang seringkali kuabaikan, ketika hari itu saya akan menyelesaikan materi pengajaran dan berniat pulang, 2 orang siswa menyapa dan bertanya, "Ma'af bapak ulang tahun ya sekarang, saya terkejut, tersenyum dan menyalami mereka yang, mengucapkan selamat kepedaku, Ucapan yang lebih meriah bahkan disampaikan oleh siswa kelas 2 PJ, sekali lagi diri ini terpana, tak percaya,di tengah dahaga cinta yang melanda masih ada setetes kasih yang menetesi relung jiwa yang hampa merana menjalani hari hari kerja dan mengabdi di sekolah. Ingin menangis rasanya, tapi ...

Pada dasarnya setiap hari adalah pengurangan umur hidup, kusadari itu, namun hari ini terasa berbeda, tidak ada banyak harapan kecuali aku terus berbenah diri lebih baik, mencoba fokus pada tujuan dan berdo'a semoga segala keinginanku di mudahkan-NYA! Amin.

2009/02/25

Siapa Mau Ponari Sweat?




Fenomena Ponari Menyebar kemana kemana, Ketika ocehan ini ditulis, penulis baru melihat berita bahwa pasien sang dukun cilik bahkan datang dari luar negeri, India dan Malaysia.

Ada beberapa hal yang pasti bisa disimpulan disini, satu, Masyarakat kita masih sakit, fenomena pengobatan kuno dukun dan jampi jampi masih mengakar, padahal kita sudah berada di masa postmodernisme dimana dokter dan operasi modern sudah menjadi barang biasa, pertanyaannya kenapa???. Dua, yach, jawabannya adalah karena jarak sikaya dan simiskin juga melebar, siapa pun tahu kalau untuk medapatkan pengobatan dan jaminan kesehatan yang layak membutuhkan biaya yang banyak yang hanya orang kaya saja yang dapat mengaksesnya!



Yang disampaikan oleh MenKes Sri Fadilah boleh jadi benar, tapi apa benar bahwa pemerintah telah benar benar menjamin kesehatan rakyat kecil? Berapa persen yang benar2 menikmati itu? Pengobatan dengan sistem PUskesmas memang membantu tapi fasilitas yg didapat benar benar jauh dari memadai, sistem kerja pegawai puskesmas yang seenaknya, obat2an kelas dua dan peralatan pengobatan yg miskin.

So, wajar kalau kemudian fenomena PoNaRi masih menjangkit dimana mana!

Kamus:
Ponari: Dukun cilik Jombang
Sweat : Keringat
Selamat meminum keringat tangan PoNaRi

2009/02/13

Guru Swasta Masih Di-anak-tiri-kan



Nasib guru swasta di Indonesia masih memprihatinkan, memang tidak semua, tapi kalau melihat arah kebijakan pendidikan nasional yang baru, tentu kita semua akan mengelus dada!


"posisi guru non-PNS diibaratkan sebagai tenaga pabrik atau buruh yang diberikan ruang mengajar selama dibutuhkan dalam satu periode tertentu. Durasinya bisa diperpanjang selama memberikan kepuasan dalam tingkat pengajaran dan hal-hal lain yang tidak melanggar kode etik guru."


Alangkan baiknya pemerintah lebih memperhatikan kepentingan posisi guru swasta di masyarakat!