Rizal Ramli dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Semen Gresik, Jumat (27/6). Pemecatan ini cukup mengejutkan karena dilakukan ketika kinerja perusahaan semen itu sangat bagus. Bahkan, tahun silam, Semen Gresik tercatat sebagai badan usaha milik negara terbaik ketujuh dari seluruh perusahaan negara yang ada. Lalu kenapa dipecat????
Belakangan ini, Rizal Ramli memang aktif dalam gerakan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Mantan Menteri Koordinator Perekonomian era pemerintahan Abdurrahman Wahid itu bahkan sempat berorasi dalam demonstrasi antikenaikan harga bahan bakar minyak di depan Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sikap oposisi yang ditunjukkan Rizal Ramli, boleh jadi membuat gerah sejumlah kalangan [baca: Demonstrasi di Negara Demokrasi Hal Biasa].
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil mengakui dirinya yang mengusulkan pemecatan itu. Ia gerah dengan sikap oposisi yang ditunjukkan Rizal Ramli dan dinilainya tidak etis - liputan6.com
Sebuah langkah yg sangat kontraproduktif, sangat disayangkan sekali, mengingat kinerja beliau yg bagus selama memimpin PT. Semen Gresik. Kalau alasan Pak Sofyan Djalil gerah dengan sikap oposisi Pak Rizal Ramli, itu lumrah, karena perbedaan pendapat dalam berorganisasi itu biasa. Semestinya, sikap oposisi beliau dipandang sebagai masukan buat pemerintah agar bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan, utamanya yg berkaitan dg kepentingan rakyat banyak.
Menurut saya kritikan itu tidak mesti datang dari luar pemerintahan, dari dalam pun oke, senyampang kritik itu disampaikan dengan cara yg baik dan tidak menggangu pembangunan. Apakah efektif dalam kinerja sebuah tim? Efektif atau tidak kinerja sebuah kabinet tidak ditentukan oleh kritik. Yang menentukan efektifitas pembangunan adalah kerjasama yg dibangun berdasarkan harmoni dan keragaman pendapat.
Bukankan yg semestinya dicopot itu Syamsir Siregar "sontoloyo"? Jangan menambah barisan pejabat penjilat!
0 komentar:
Post a Comment