Pages

Ads 468x60px

2012/01/18

Mencari Dalang di Balik Kekisruhan Sepak Bola Indonesia

 Apa kabar sepak bola Indonesia? Bila disuruh menjawab tentu kepala kita akan pusing, bagaimana tidak, sesudah NH turun, kini Djohar Hesein pun terancam akan diturunkan karena sebagian klub major Indonesia menolak keputusan-keputusannya yang menyeleweng dari undang undang organisasi yg dipipimpinnya. Sebut saja penambahan klub dari 18 menjadi 24, 6 klub tambahan yg masuk liga utama mendapatkan promosi gratis karena alasan yg dibuat buat, sistem kepemilikan saham yang menguntungkan 'bos besar'. Terakhir klub klub yg tidak setuju dg kebikajan PSSI telah mengadakan RUPS dan telah mengadakan liga sendiri. Tentu sebagai pecinta sepakbola Nasional kita bertanya tanya kenapa?
Bila kita runut ke belakang pada kepemimpinan Nurdin Halid, ada beberapa persitiwa yang, selain berkaitan, juga memicu terjadinya kekacauan sepak bola Indonesia, diantaranya:

1. Pendirian LPI, Liga premier Indonesia. Ada yg menyebutnya Liga Panigoro Indonesia, Liga Pengacau Indonesia dsb. Ketika didirikan, para penggagasnya, terutama Arifin Panigoro menjanjikan perubahan seperti klub bebas APBD, kompetisi yg professional, system pebinaan dini, wasit yg pro dan bebas pengaturan skor dlsb.

Sayang, sungguh disayangkan ide yg brilian ini dilakukan tanpa sopan santun alias  tdak berkoordinasi dg PSSI sebagai induk sepak bola nasional, padahal LPI adalah kompetisi level nasional. Baru ketika akan launching ada pemberitahuan ke PSSI namun ditolak  dan dianggap illegal. Akibatnya semua yg berkaitan dg LPI dicabut izinnya, namun LPI tidak hilang akal, menggunakan celah undang undang persepakbolaan, lalu masuk lewat sepak bola professional,  dan minta izin BOPI, KONI dan MenPora hingga akhirnya terlaksana di Solo.
Mengail dalam air keruh, Memanfaatkan momentum ketidakpercayaan masyarakat terhadap PSSI NH, membajak kompetisi ISL yg sedang berjalan, Arifin Panigoro melaunching LPI dan bergerilya dg dana konsorsiumnya merayu klub klub ISL pada waktu itu supaya pindah ke LPI dan sukses, 3 klub membelot.