Pages

Ads 468x60px

2008/07/03

Rizal Ramli Dicopot,Tanya Kenapa?


Rizal Ramli dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Semen Gresik, Jumat (27/6). Pemecatan ini cukup mengejutkan karena dilakukan ketika kinerja perusahaan semen itu sangat bagus. Bahkan, tahun silam, Semen Gresik tercatat sebagai badan usaha milik negara terbaik ketujuh dari seluruh perusahaan negara yang ada. Lalu kenapa dipecat????


Belakangan ini, Rizal Ramli memang aktif dalam gerakan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Mantan Menteri Koordinator Perekonomian era pemerintahan Abdurrahman Wahid itu bahkan sempat berorasi dalam demonstrasi antikenaikan harga bahan bakar minyak di depan Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sikap oposisi yang ditunjukkan Rizal Ramli, boleh jadi membuat gerah sejumlah kalangan [baca: Demonstrasi di Negara Demokrasi Hal Biasa].


Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil mengakui dirinya yang mengusulkan pemecatan itu. Ia gerah dengan sikap oposisi yang ditunjukkan Rizal Ramli dan dinilainya tidak etis - liputan6.com


Sebuah langkah yg sangat kontraproduktif, sangat disayangkan sekali, mengingat kinerja beliau yg bagus selama memimpin PT. Semen Gresik. Kalau alasan Pak Sofyan Djalil gerah dengan sikap oposisi Pak Rizal Ramli, itu lumrah, karena perbedaan pendapat dalam berorganisasi itu biasa. Semestinya, sikap oposisi beliau dipandang sebagai masukan buat pemerintah agar bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan, utamanya yg berkaitan dg kepentingan rakyat banyak.

Menurut saya kritikan itu tidak mesti datang dari luar pemerintahan, dari dalam pun oke, senyampang kritik itu disampaikan dengan cara yg baik dan tidak menggangu pembangunan. Apakah efektif dalam kinerja sebuah tim? Efektif atau tidak kinerja sebuah kabinet tidak ditentukan oleh kritik. Yang menentukan efektifitas pembangunan adalah kerjasama yg dibangun berdasarkan harmoni dan keragaman pendapat.

Bukankan yg semestinya dicopot itu Syamsir Siregar "sontoloyo"? Jangan menambah barisan pejabat penjilat!

2008/07/02

Antara FPI dan Kebebasan Beragama II

Kiranya saya tak perlu berpanjang lebar dalih akan masalah insiden monas yg telah lewat. Kasus ini pun telah usai dengan di tangkapnya Habib Riziq dan penyerahan diri Munarman, yg dituduh anarkis. Bersamaan dengan itu pula, Pemerintah melalui Menag menerbitkan SKB 3 menteri yg (sekali lagi) masih terkesan ompong, karena inti dari SKB itu hanya memerintahkan ahmadiyah agar menghentikan penyebaran ajaran agamanya dan bukan pembubaran aliran ahmadiyah itu sendiri.

Entah ada angin apa, pemerintah lalu megkambinghitamkan Habib Riziq sebagai orang yg bertanggung jawab terhadap insiden monas! Wow, betapa cerdasnya pemerintah mengalihkan isu BBM kepada insiden Monas. Tentu saja ini tak akan terjadi apabila tidak dibantu dan di rekayasa oleh bidikan kamera dan foto para wartawan yg terus dan terus dan terus diberitakan televisi nasional, seakan akan dalam insiden monas telah terjadi pembantaian manusia.

Saya sendiri memandang bahwa oknum oknum tertentu yg selama ini membela ahmadiyah, seperti, Gus Mus, Gus Dur, dan beberapa aliansi lembaga atau gerakan hanyalah sekumpulan orang lapar yg suka cari muka di hadapan negara barat, targetnya tidak lain, mengharapkan pujian, bantuan dana, beasiswa dls. Mereka ini, dengan mengatasnamakan HAM kemudian seenaknya mengutip ayat ayat alqur'an dan lalu menembak gerakan FPI sebagai gerakan barbar dsb.

Padahal sudah jelas dan nyata bahwa NU telah menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah ajaran sesat, bukan hanya ahmadiyah, bahkan koverensi ulama sedunia juga meyatakan hal yg sama. Pertanyaannya lagi? kenapa SKB hanya bersifat melarang penyebaran ajaran ahmadiyah dan bukan pembubaran?

Jawabnya, yah, pemerintah kita emang bermuka dua, di satu sisi pemerintah tidak ingin dituduh dunia, sebagai pelanggar HAM, dan disisi lain berharap bahwa SKB akan dapat menenangkan massa Islam yg sudah geregatan dg ahmadiyah. Betapa sebuah SKB yg amat sangat dangkal, kenapa? karena sudah menjadi lazim bahwa pemeluk agama tertentu ingin ajaran agamanya dipeluk oleh orang lain dan karena itu merasa wajib menyebarkannya!


Waullahu A'alam Bissowab!